Kamis, 28 Oktober 2010

Home » » Pesan Mbah Maridjan: Pemimpin Harus Bertindak Benar agar Dunia Tentram

Pesan Mbah Maridjan: Pemimpin Harus Bertindak Benar agar Dunia Tentram

Pesan Mbah Maridjan: Pemimpin Harus Bertindak Benar agar Dunia Tentram

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tak disangka, pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan Mbah Maridjan pada tahun 2006 lalu, merupakan pertemuan terakhir Kiai Hasyim dengan Mbah Maridjan.

''Beliau merupakan sosok yang sederhana,'' tandas Sekjen ICIS serta pengasuh pondok Pesantren Al Hikam, KH Hasyim Muzadi, dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Rabu (27/10).

Namun pertemuan Kiai Hasyim dengan Mbah Maridjan yang merupakan Ketua Ranting NU di desanya sangat berkesan bagi sosok mantan Ketua PBNU ini.

''Saya menjadi ingat pesan Mbah Maridjan pada tahun 2006 lalu. Beliau berpesan dalam bahasa Jawa. 'Panjenengan sak konco poro piageng, kedah ''temen lan sak temene'' mugi ndonyane tenterem (Pak Hasyim dan para Pembesar harus benar dan bertindak sebenarnya agar dunia tenteram),'' papar Kiai Hasyim Muzadi.

''Hari ini Mbah Maridjan menyerahkan diri kepada Allah SWT dalam keadaan sujud. Seakan memberitahu kita bahwa hanya sujud kepada Allah SWT yang bisa dan harus kita siapkan menghadapi segalanya, karena tak mungkin melalui rekayasa kita,' ungkap Kiai Hasyim Muzadi.

Sri Sultan : Mbah Maridjan Meninggal Dalam Keadaan Salat

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan, juru kunci atau kuncen Gunung Merapi, Mbah Maridjan meninggal dalam keadaan salat. Hal itu diungkapkan saat Sri Sultan berkunjung ke Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, Rabu (27/10/2010).

                    Sri Sultan|Foto: Fathan Rangkuti C&R
Sri Sultan|Foto: Fathan Rangkuti C&R

YOGYAKARTA-C&R/OMG-Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan, juru kunci atau kuncen Gunung Merapi, Mbah Maridjan meninggal dalam keadaan salat. Hal itu diungkapkan saat Sri Sultan berkunjung ke Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, Rabu (27/10/2010).

Lebih lanjut, Sri Sultan mengatakan, Mbah Maridjan paling susah diajak turun. Hal ini disebabkan lantaran ia memiliki tanggung jawab yang sangat berat dan dalam terhadap tugas yang telah diembannya.

"Pada tahun 2006 juga yang bersangkutan tidak mau turun. Padahal, sudah harus dievakuasi. Dan kemarin kita sudah minta dia turun tapi dia tetap tidak mau. Setelah dibujuk dia mau, namun dia minta mau salat maghrib dulu bersamaan dengan itulah awan panas turun. Jadi, ya, seperti itulah apa adanya,"tukas Sri Sultan.

Lebih lanjut Sri Sultan mengungkapkan, memang Mbah Maridjan lebih baik mati dalam tugas dibandingkan harus meninggalkan tugas. Itulah bukti konsistensi yang selalu dijunjung tinggi oleh Mbah Maridjan. Sebelumnya, Sri Sultan juga sempat meminta Mbah Maridjan untuk turun.

"Itu jauh sebelum orang-orang minta dia untuk turun. Tapi tetap saja dia tidak mau. Karena ya itu tadi, dia memang sangat berat meninggalkan tugasnya itu. Dia sangat memenuhi tanggung jawabnya sebagai juru kunci Merapi. Dia bicara dengan lugas, pikiran, dan hati yang jernih karena orangnya sederhana. Tapi kalau harus meninggalkan Merapi itu seolah-olah meninggalkan tanggung jawabnya,"ucap Sri Sultan. (PRIH PRAWESTI FEBRIANI)

Ribuan Warga Hadiri Pemakaman Mbah Maridjan

Suasana haru menyelimuti pemakaman Mbah Maridjan di Desa Serunen, Kelurahan Gelagah Harjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

                    Iring-iringan Mengantar Jenazah Mbah Maridjan|Foto: Fathan Rangkuti C&R
Iring-iringan Mengantar Jenazah Mbah Maridjan|Foto: Fathan Rangkuti C&R

YOGYAKARTA-C&R/OMG-Suasana haru menyelimuti pemakaman Mbah Maridjan di Desa Serunen, Kelurahan Gelagah Harjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Ribuan warga memadati pemakaman juru kunci Gunung Merapi itu. Sejak pagi masyarakat telah menunggu iring-iringan jenazah Mbah Maridjan di pinggir-pinggir jalan.

Antusiasme masyarakat itu merupakan bentuk penghormatan terhadap almarhum.

Menurut Yatno, warga setempat,"Mbah Maridjan adalah tokoh masyarakat yang hidupnya dihabiskan di kaki Gunung Merapi. Mbah, menjalankan amanat Sri Sultan IX, dengan tulus. Sehingga apapun yang terjadi terhadap dirinya, beliau tetap setia menjaga amanatnya," ujar petani Desa Serunen itu.

Selain itu, bintang iklan minuman energi Kuku Bima itu juga dikenal sebagai pribadi yang sederna dan humoris. Yatno mengatakan pernah bertemu dengan Mbah Maridjan beberapa kali. "Orang lucu, suka ketawa. Yang saya tahu, Mbah Maridjan juga memperhatikan kehidupan sosial. Beberapa waktu lalu, beliau juga menyumbang untuk membangunan masjid dekat rumahnya. Dan ketika beliau mendapatkan rezeki sebagai bintang iklan. Beliau membagikan kepada masyarakat di sekitar rumahnya. Beliau adalah contoh, masyarakat yang baik dan peduli,"beber Yatno. (Fathan Rangkuti).


Share this games :

0 komentar:

Posting Komentar